DI SINI SENANG DI SANA SENANG
^_^"
Sabtu, 21 Agustus 2010
kambing dan ayam
Kambing dan ayam adalah kawan baik. Mereka berkawan sejak mereka baru dilahirkan lagi. Pada suatu hari,ayam telah menghiaskan dirinya dengan menyangkut manik-manik yang berkilauan pada setiap helaian bulunya. Tajinya diasah sehingga berkilauan dan berjalanlah ia menuju ke kediaman kambing. Tiba di kediaman kambing, ayam pun menyapa sahabatnya itu.
Ayam: Kambing, pekabo?
Kambing: Baik. Wah,ayam. Bukan main lagi kau. Kau nak ke mana hensem-hensem ni.
Ayam: Takde ke mana. Sesajalah nak tengok reaksi engko.
Kambing: Tapi kan ayam, macam mana pun ko berhias, ko jalan tetap kaki ayam,kan?
Ayam: Ko kutuk aku ye. Ko pun apa kurangnya.
Kambing: Apa?
Ayam: Nampak macam alim. Bela janggut. Tapi telur nampak…
Jumat, 16 Juli 2010
"Mana yang lebih dulu, ayam atau telur?" (",)
"Mana yang lebih dulu, ayam atau telur?" sudah jadi pertanyaan paling filosofis maupun ilmiah selama berabad-abad.Tapi kini, jawabannya sudah tersedia.
Para ilmuwan pekan ini mengklaim telah memecahkan teka-teki tersebut. Jawabannya, kata mereka, adalah ayam.
Seperti dilaporkan Mailonline, para peneliti menemukan bahwa pembentukan kulit telur bergantung pada satu protein yang hanya ditemukan di indung telur ayam. Artinya, telur hanya bisa ada jika berada di dalam ayam.
Protein yang disebut ovocledidin-17, atau OC-17 - bertindak sebagai katalis untuk mempercepat pengembangan kulit telur itu.
Cangkan keras ini penting sebagai tempat bagi kuning dan putih telur. Para ilmuwan dari universitas di Sheffield dan Warwick menggunakan super komputer untuk men-'zoom in' pembentukan telur tersebut.
Komputer yang disebut HECToR itu mengungkapkan bahwa OC-17 sangat penting dalam memulai kristalisasi atau tahap awal penciptaan kulit telur.
Protein tersebut mengubah kalsium karbonat menjadi kristal kalsit yang membentuk kulit telur.
Kalsit kristal ada di berbagai tulang dan tempurung tetapi mereka terbentuk lebih cepat di dalam ayam. Unggas itu mampu menghasilkan 6 gram kulit telur setiap 24 jam.
Dr Colin Freeman, dari Departemen Teknik Material Universitas Sheffield, mengatakan : "Selama ini orang mengira bahwa yang terlebih dulu ada adalah telur, tapi kini kita memiliki bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sebenarnya ayamlah yang lebih dulu ada."
"Protein itu sudah diidentifikasi lama dan diketahui terkait dengan pembentukan telur. Ternyata, dengan memeriksanya secara jeli kita dapat melihat cara protein itu mengendalikan proses pembentukan kulit telur."
"Menarik untuk diketahui bahwa berbagai jenis spesies burung tampaknya memiliki variasi protein dengan cara kerja yang sama," kata Freeman.
Profesor John Harding, dari jurusan yang sama di Sheffield, mengatakan bahwa penemuan itu bisa berguna untuk hal lain.
"Memahami cara ayam membuat kulit telur dapat memberi petunjuk menuju rancangan baru maupun bahan baru," katanya.
'Alam telah menemukan solusi inovatif untuk semua jenis masalah dalam ilmu tentang materi dan teknologi - kita dapat belajar banyak dari alam."
Penemuan itu dipublikasikan dalam makalah "Structural Control Of Crystal Nuclei By An Eggshell Protein".
Senin, 26 April 2010
Orang Indonesia Berpikir
Ada seorang tukang cukur tua yang baik hati di sebuah kota di Amerika Serikat. Suatu hari, seorang penjual bunga datang kepadanya untuk memotong rambut. Selesai potong rambut, ia bermaksud membayar. Namun si tukang cukur menjawab, “Maaf, saya tidak bisa menerima uang darimu. Saya melakukan pelayanan.” Si penjual bunga sangat gembira dan meninggalkan tukang cukur tersebut.
Pada keesokan paginya, ketika si tukang cukur membuka toko, ada sebuah kartu ucapan terima kasih dan selusin bunga mawar yang telah menanti di depan pintunya.
Seorang polisi kemudian datang untuk memotong rambutnya. Setelah selesai memotong rambut ia pun bermaksud membayar. Namun si tukang cukur menjawab, “Maaf, saya tidak bisa menerima uang darimu. Saya melakukan pelayanan.” Si polisi sangat gembira dan meninggalkan tukang cukur tersebut. Pada keesokan paginya, ketika si tukang cukur membuka toko, ada sebuah kartu ucapan terima kasih dan selusin donat yang telah menanti di depan pintu.
Di hari berikutnya, datanglah seorang software engineer dari Indonesia untuk memotong rambutnya. Ketika ia hendak membayar, lagi-lagi si tukang cukur menjawab,“Maaf, saya tidak bisa menerima uang darimu. Saya melakukan pelayanan.” Sebagaimana kedua orang sebelumnya, orang Indonesia itu pun sangat gembira saat meninggalkan tukang cukur tersebut. Bisakah Anda menebak apa yang ditemukan si tukang cukur di depan tokonya keesokan paginya? Ayo, berpikirlah seperti orang Indonesia!!!
Tik
Tok
Tik
Tok
Tik
Tok
Oke, oke. Inilah jawabannya: Selusin orang Indonesia telah menunggu untuk potong rambut GRATIS!
wkekekeke... Sepertinya sih agak-agak setuju dengan joke ini. Sebagian besar orang indonesia kan seneng banget sama Gratisan. Hahahaha... liat aja iklan-iklan di TV. Banyak banget yang nawarin gratisan walaupun terselubung, hahahha....
Pada keesokan paginya, ketika si tukang cukur membuka toko, ada sebuah kartu ucapan terima kasih dan selusin bunga mawar yang telah menanti di depan pintunya.
Seorang polisi kemudian datang untuk memotong rambutnya. Setelah selesai memotong rambut ia pun bermaksud membayar. Namun si tukang cukur menjawab, “Maaf, saya tidak bisa menerima uang darimu. Saya melakukan pelayanan.” Si polisi sangat gembira dan meninggalkan tukang cukur tersebut. Pada keesokan paginya, ketika si tukang cukur membuka toko, ada sebuah kartu ucapan terima kasih dan selusin donat yang telah menanti di depan pintu.
Di hari berikutnya, datanglah seorang software engineer dari Indonesia untuk memotong rambutnya. Ketika ia hendak membayar, lagi-lagi si tukang cukur menjawab,“Maaf, saya tidak bisa menerima uang darimu. Saya melakukan pelayanan.” Sebagaimana kedua orang sebelumnya, orang Indonesia itu pun sangat gembira saat meninggalkan tukang cukur tersebut. Bisakah Anda menebak apa yang ditemukan si tukang cukur di depan tokonya keesokan paginya? Ayo, berpikirlah seperti orang Indonesia!!!
Tik
Tok
Tik
Tok
Tik
Tok
Oke, oke. Inilah jawabannya: Selusin orang Indonesia telah menunggu untuk potong rambut GRATIS!
wkekekeke... Sepertinya sih agak-agak setuju dengan joke ini. Sebagian besar orang indonesia kan seneng banget sama Gratisan. Hahahaha... liat aja iklan-iklan di TV. Banyak banget yang nawarin gratisan walaupun terselubung, hahahha....
Senin, 19 April 2010
Rahasia Resep Dokter
Dokter seringkali memberikan resep dalam format tulisan “ceker ayam”. Dan kalau kita perhatikan seringkali digunakan singkatan latin untuk menuliskan resep seperti : Sig: I tab p.o. b.i.d p.c. yang artinya minum 1 tablet 2x sehari setelah makan. Ada baiknya kita tahu rahasia kode resep ini paling tidak sebagai tindakan preventif kalau dokter salah memberikan resep. Bukankah dokter juga manusia ?
Kode asal kata arti
a.c. ante coenam sebelum makan
a.d / AD aurio dexter telinga kanan
a.l. aurio laeva telinga kiri
a.s. / AS auris sinister telinga kiri
a.u. / AU auris utro kedua telinga
aa anna, takaran obat dibawah sama dengan yang diatasnya
ad ad hingga /sampai
ad. Lib. ad libitum digunakan sesuai keinginan (bebas)
alt. die. alternus die setiap lain hari
alt. h. alternus hora setiap lain jam
amp. ampule 1 dosis unit
aq aqua air
b.d. bis die 2x sehari
b.i.d. bis in die 2x sehari
b.i.n. bis in noctus 2x semalam
bis bis dua kali
bol. bolus sebanyak dosis tunggal
cap capsula kapsul
cc cum cibos dengan makanan
cc cubic centimetres sentimeter kubik
comp. comsitus diloleskan
cp cochlear putis sendok bubur <-- update
d dies hari
d.t.d da tales doses takaran tertera dalam resep dibagi sejumlah bagian sesuai numero
dieb. alt. diebus alternis setiap lain hari
div. divide dibagi
emp. ex modo prescripto sesuai petunjuk
emul. emulsio emulsi
eq. pts. equalis partis bagian yang sama
ex aq ex aqua dalam air
fl. ,fld. fluida cairan
g gram gram
gr grain grain (1 gram=15 grain)
grad. gradatim berangsur-angsur
gtt. gutta diteteskan
h. , hr. hora jam
h.s. hora somni waktu tidur
i, ii, iii, Rockout iiii doses jumlah dosis
I.D. intra dermal disuntikkan di bawah kulit
I.M. intra muscularly disuntikkan ke dalam otot
I.P intraperitonial itu injeksi yang disuntikkan melalui otot rongga perut
I.V. intravena injeksi untuk pembuluh balik
inj. injectio suntikan
in p. aeq. dividiatur in partes aequales dibagi menjadi bagian yg sama
lin linimentum digosok
liq liquor solution
lot. lotio itu obat berbentuk cairan untuk digunakan ke kulit / tidak diminum
m, min. minimum minimal
M. Misce campur
mane mane pagi hari
mcg microgram mikro gram
mEq milli equivalent mili ekuivalen
mg milligram mili gram
mist. mistura campur
mixt. mixtura mixture
ml millilitter mili liter
nebul nebula semprotan
no. numero nomor
nocte nocte malam
noct. maneq. noct maneque pagi dan malam hari
non rep. non repetatur tidak dapat diulang
npo nill per os tidak ada yg melalui mulut
o.d / OD oculus dexter mata kanan
o.l. oculus laeva mata kiri
o.m. omni mane pada pagi hari
o.n. omni nocte pada malam hari
o.s / OS oculus sinister mata kiri
o.u / OU oculo utro setiap mata
opth opthalmic pada mata
os ossa tulang
otic otical pada telinga
p.a potio alba obat batuk putih <-- update
p.c. post coenam setelah makan
p.m potio nigra obat batuk hitam / atau nama sediaannya succus glychorrizae potio <-- update
p.o. per os melalui mulut
p.p.a. phiala prius agitata dikocok dahulu
p.r pro rectum melalui anus
p.r.n. pro re nata sesuai kebutuhan
p.v. per vaginum melalui kelamin wanita
per per melalui
pil pilula pil
pulv. pulvis bubuk
q quaque setiap
q._h quaque …. hora setiap …. jam
q.3h quaque 3 hora setiap 3 jam
q.a.d quaque alternis die setiap hari yang berbeda
q.d. / QD quaque die setiap hari
q.h.s quaque hora somni setiap menjelang tidur
q.i.d. quarter in die 4x sehari
q.o.d. / QOD quaque os die setiap hari yang berbeda
qq. hh. quaque hora setiap jam
q.q.h. quarter quaque hora setiap 4 jam
q.s. quantum sufficiat gunakan secukupnya
qAM quaque ante meridiem setiap pagi
ql quantum libet sebanyak yang diinginkan
q.p. quantum placeat sebanyak yang dianjurkan
qPM quaque post meridiem setiap sore
qv quantum vis sebanyak
R/ recipe ambil
rep. , rept. repetatur dapat diulang
Rx radix resep
s sine tanpa
s.a. secundum artum gunakan sesuai pertimbangan
s.i.d semel in die sekali sehari
s.o.s. si opus sit segera jika dibutuhkan
SC, subc, subq,subcut sub cutem disuntikkan di bawah kulit
Sig. / S signa, signetur tulis pada label
SL sub lingualy di bawah lidah
sol. solutio larutan
ss. semis setengah / separuh
stat. statim segera
supp. suppositoria obat yang dimasukkan melalui anus
susp. suspensio suspensi (zat / obat padat yang didispersikan ke dalam zat cair)
syr. syrupus sirup
t.d.s ter die sumendum 3x sehari
t.i.d. ter in die 3x sehari
t.i.w. ter in w 3x seminggu
tab. tabella tablet
tal. talus seperti
tbsp. tablespoon sendok makan (15 ml)
tr, tinc., tinct. tincture larutan dlm alkohol
troche trochiscus obat batuk
tsp. teaspoon sendok teh (5 ml)
u.d. / ut dict. ut dictum sesuai petunjuk
ung. unguentum obat salep
vag. vaginum alat kelamin wanita
Kode asal kata arti
a.c. ante coenam sebelum makan
a.d / AD aurio dexter telinga kanan
a.l. aurio laeva telinga kiri
a.s. / AS auris sinister telinga kiri
a.u. / AU auris utro kedua telinga
aa anna, takaran obat dibawah sama dengan yang diatasnya
ad ad hingga /sampai
ad. Lib. ad libitum digunakan sesuai keinginan (bebas)
alt. die. alternus die setiap lain hari
alt. h. alternus hora setiap lain jam
amp. ampule 1 dosis unit
aq aqua air
b.d. bis die 2x sehari
b.i.d. bis in die 2x sehari
b.i.n. bis in noctus 2x semalam
bis bis dua kali
bol. bolus sebanyak dosis tunggal
cap capsula kapsul
cc cum cibos dengan makanan
cc cubic centimetres sentimeter kubik
comp. comsitus diloleskan
cp cochlear putis sendok bubur <-- update
d dies hari
d.t.d da tales doses takaran tertera dalam resep dibagi sejumlah bagian sesuai numero
dieb. alt. diebus alternis setiap lain hari
div. divide dibagi
emp. ex modo prescripto sesuai petunjuk
emul. emulsio emulsi
eq. pts. equalis partis bagian yang sama
ex aq ex aqua dalam air
fl. ,fld. fluida cairan
g gram gram
gr grain grain (1 gram=15 grain)
grad. gradatim berangsur-angsur
gtt. gutta diteteskan
h. , hr. hora jam
h.s. hora somni waktu tidur
i, ii, iii, Rockout iiii doses jumlah dosis
I.D. intra dermal disuntikkan di bawah kulit
I.M. intra muscularly disuntikkan ke dalam otot
I.P intraperitonial itu injeksi yang disuntikkan melalui otot rongga perut
I.V. intravena injeksi untuk pembuluh balik
inj. injectio suntikan
in p. aeq. dividiatur in partes aequales dibagi menjadi bagian yg sama
lin linimentum digosok
liq liquor solution
lot. lotio itu obat berbentuk cairan untuk digunakan ke kulit / tidak diminum
m, min. minimum minimal
M. Misce campur
mane mane pagi hari
mcg microgram mikro gram
mEq milli equivalent mili ekuivalen
mg milligram mili gram
mist. mistura campur
mixt. mixtura mixture
ml millilitter mili liter
nebul nebula semprotan
no. numero nomor
nocte nocte malam
noct. maneq. noct maneque pagi dan malam hari
non rep. non repetatur tidak dapat diulang
npo nill per os tidak ada yg melalui mulut
o.d / OD oculus dexter mata kanan
o.l. oculus laeva mata kiri
o.m. omni mane pada pagi hari
o.n. omni nocte pada malam hari
o.s / OS oculus sinister mata kiri
o.u / OU oculo utro setiap mata
opth opthalmic pada mata
os ossa tulang
otic otical pada telinga
p.a potio alba obat batuk putih <-- update
p.c. post coenam setelah makan
p.m potio nigra obat batuk hitam / atau nama sediaannya succus glychorrizae potio <-- update
p.o. per os melalui mulut
p.p.a. phiala prius agitata dikocok dahulu
p.r pro rectum melalui anus
p.r.n. pro re nata sesuai kebutuhan
p.v. per vaginum melalui kelamin wanita
per per melalui
pil pilula pil
pulv. pulvis bubuk
q quaque setiap
q._h quaque …. hora setiap …. jam
q.3h quaque 3 hora setiap 3 jam
q.a.d quaque alternis die setiap hari yang berbeda
q.d. / QD quaque die setiap hari
q.h.s quaque hora somni setiap menjelang tidur
q.i.d. quarter in die 4x sehari
q.o.d. / QOD quaque os die setiap hari yang berbeda
qq. hh. quaque hora setiap jam
q.q.h. quarter quaque hora setiap 4 jam
q.s. quantum sufficiat gunakan secukupnya
qAM quaque ante meridiem setiap pagi
ql quantum libet sebanyak yang diinginkan
q.p. quantum placeat sebanyak yang dianjurkan
qPM quaque post meridiem setiap sore
qv quantum vis sebanyak
R/ recipe ambil
rep. , rept. repetatur dapat diulang
Rx radix resep
s sine tanpa
s.a. secundum artum gunakan sesuai pertimbangan
s.i.d semel in die sekali sehari
s.o.s. si opus sit segera jika dibutuhkan
SC, subc, subq,subcut sub cutem disuntikkan di bawah kulit
Sig. / S signa, signetur tulis pada label
SL sub lingualy di bawah lidah
sol. solutio larutan
ss. semis setengah / separuh
stat. statim segera
supp. suppositoria obat yang dimasukkan melalui anus
susp. suspensio suspensi (zat / obat padat yang didispersikan ke dalam zat cair)
syr. syrupus sirup
t.d.s ter die sumendum 3x sehari
t.i.d. ter in die 3x sehari
t.i.w. ter in w 3x seminggu
tab. tabella tablet
tal. talus seperti
tbsp. tablespoon sendok makan (15 ml)
tr, tinc., tinct. tincture larutan dlm alkohol
troche trochiscus obat batuk
tsp. teaspoon sendok teh (5 ml)
u.d. / ut dict. ut dictum sesuai petunjuk
ung. unguentum obat salep
vag. vaginum alat kelamin wanita
Hachiko Monogatari - Kesetiaan seekor anjing
Di Kota Shibuya, Jepang, tepatnya di alun-alun sebelah timur Stasiun Kereta Api Shibuya, terdapat patung yang sangat termasyur. Bukan patung pahlawan ataupun patung selamat datang, melainkan patung seekor anjing. Dibuat oleh Ando Takeshi pada tahun 1935 untuk mengenang kesetiaan seekor anjing kepada tuannya.
Seorang Profesor setengah tua tinggal sendirian di Kota Shibuya. Namanya Profesor Hidesamuro Ueno. Dia hanya ditemani seekor anjing kesayangannya, Hachiko. Begitu akrab hubungan anjing dan tuannya itu sehingga kemanapun pergi Hachiko selalu mengantar. Profesor itu setiap hari berangkat mengajar di universitas selalu menggunakan kereta api. Hachiko pun setiap hari setia menemani Profesor sampai stasiun.
Di stasiun Shibuya ini Hachiko dengan setia menunggui tuannya pulang tanpa beranjak pergi sebelum sang profesor kembali. Dan ketika Profesor Ueno kembali dari mengajar dengan kereta api, dia selalu mendapati Hachiko sudah menunggu dengan setia di stasiun. Begitu setiap hari yang dilakukan Hachiko tanpa pernah bosan.
Musim dingin di Jepang tahun ini begitu parah. Semua tertutup salju. Udara yang dingin menusuk sampai ke tulang sumsum membuat warga kebanyakan enggan ke luar rumah dan lebih memilih tinggal dekat perapian yang hangat.
Pagi itu, seperti biasa sang Profesor berangkat mengajar ke kampus. Dia seorang profesor yang sangat setia pada profesinya. Udara yang sangat dingin tidak membuatnya malas untuk menempuh jarak yang jauh menuju kampus tempat ia mengajar. Usia yang semakin senja dan tubuh yang semakin rapuh juga tidak membuat dia beralasan untuk tetap tinggal di rumah. Begitu juga Hachiko, tumpukan salju yang tebal dimana-mana tidak menyurutkan kesetiaan menemani tuannya berangkat kerja. Dengan jaket tebal dan payung yang terbuka, Profesor Ueno berangkat ke stasun Shibuya bersama Hachiko.
Tempat mengajar Profesor Ueno sebenarnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Tapi memang sudah menjadi kesukaan dan kebiasaan Profesor untuk naik kereta setiap berangkat maupun pulang dari universitas.
Kereta api datang tepat waktu. Bunyi gemuruh disertai terompet panjang seakan sedikit menghangatkan stasiun yang penuh dengan orang-orang yang sudah menunggu itu. Seorang awak kereta yang sudah hafal dengan Profesor Ueno segera berteriak akrab ketika kereta berhenti. Ya, hampir semua pegawai stasiun maupun pegawai kereta kenal dengan Profesor Ueno dan anjingnya yang setia itu, Hachiko. Karena memang sudah bertahun-tahun dia menjadi pelanggan setia kendaraan berbahan bakar batu bara itu.
Setelah mengelus dengan kasih sayang kepada anjingnya layaknya dua orang sahabat karib, Profesor naik ke gerbong yang biasa ia tumpangi. Hachiko memandangi dari tepian balkon ke arah menghilangnya profesor dalam kereta, seakan dia ingin mengucapkan," saya akan menunggu tuan kembali."
"Anjing manis, jangan pergi ke mana-mana ya, jangan pernah pergi sebelum tuan kamu ini pulang!" teriak pegawai kereta setengah berkelakar.
Seakan mengerti ucapan itu, Hachiko menyambut dengan suara agak keras,"guukh!"
Tidak berapa lama petugas balkon meniup peluit panjang, pertanda kereta segera berangkat. Hachiko pun tahu arti tiupan peluit panjang itu. Makanya dia seakan-akan bersiap melepas kepergian profesor tuannya dengan gonggongan ringan. Dan didahului semburan asap yang tebal, kereta pun berangkat. Getaran yang agak keras membuat salju-salju yang menempel di dedaunan sekitar stasiun sedikit berjatuhan.
Di kampus, Profesor Ueno selain jadwal mengajar, dia juga ada tugas menyelesaikan penelitian di laboratorium. Karena itu begitu selesai mengajar di kelas, dia segera siap-siap memasuki lab untuk penelitianya. Udara yang sangat dingin di luar menerpa Profesor yang kebetulah lewat koridor kampus.
Tiba-tiba ia merasakan sesak sekali di dadanya. Seorang staf pengajar yang lain yang melihat Profesor Ueno limbung segera memapahnya ke klinik kampus. Berawal dari hal yang sederhana itu, tiba-tiba kampus jadi heboh karena Profesor Ueno pingsan. Dokter yang memeriksanya menyatakan Profesor Ueno menderita penyakit jantung, dan siang itu kambuh. Mereka berusaha menolong dan menyadarkan kembali Profesor. Namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Profesor Ueno meninggal dunia. Segera kerabat Profesor dihubungi. Mereka datang ke kampus dan memutuskan membawa jenazah profesor ke kampung halaman mereka, bukan kembali ke rumah Profesor di Shibuya.
Menjelang malam udara semakin dingin di stasiun Shibuya. Tapi Hachiko tetap bergeming dengan menahan udara dingin dengan perasaan gelisah. Seharusnya Profesor Ueno sudah kembali, pikirnya. Sambil mondar-mandir di sekitar balkon Hachiko mencoba mengusir kegelisahannya. Beberapa orang yang ada di stasiun merasa iba dengan kesetiaan anjing itu. Ada yang mendekat dan mencoba menghiburnya, namun tetap saja tidak bisa menghilangkan kegelisahannya.
Malam pun datang. Stasiun semakin sepi. Hachiko masih menunggu di situ. Untuk menghangatkan badannya dia meringkuk di pojokan salah satu ruang tunggu. Sambil sesekali melompat menuju balkon setiap kali ada kereta datang, mengharap tuannya ada di antara para penumpang yang datang. Tapi selalu saja ia harus kecewa, karena Profesor Ueno tidak pernah datang. Bahkan hingga esoknya, dua hari kemudian, dan berhari-hari berikutnya dia tidak pernah datang. Namun Hachiko tetap menunggu dan menunggu di stasiun itu, mengharap tuannya kembali. Tubuhnya pun mulai menjadi kurus.
Para pegawai stasiun yang kasihan melihat Hachiko dan penasaran kenapa Profesor Ueno tidak pernah kembali mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Akhirnya didapat kabar bahwa Profesor Ueno telah meninggal dunia, bahkan telah dimakamkan oleh kerabatnya.
Mereka pun berusaha memberi tahu Hachiko bahwa tuannya tak akan pernah kembali lagi dan membujuk agar dia tidak perlu menunggu terus. Tetapi anjing itu seakan tidak percaya, atau tidak peduli. Dia tetap menunggu dan menunggu tuannya di stasiun itu, seakan dia yakin bahwa tuannya pasti akan kembali. Semakin hari tubuhnya semakin kurus kering karena jarang makan.
Akhirnya tersebarlah berita tentang seekor anjing yang setia terus menunggu tuannya walaupun tuannya sudah meninggal. Warga pun banyak yang datang ingin melihatnya. Banyak yang terharu. Bahkan sebagian sempat menitikkan air matanya ketika melihat dengan mata kepala sendiri seekor anjing yang sedang meringkuk di dekat pintu masuk menunggu tuannya yang sebenarnya tidak pernah akan kembali. Mereka yang simpati itu ada yang memberi makanan, susu, bahkan selimut agar tidak kedinginan.
Selama 9 tahun lebih, dia muncul di station setiap harinya pada pukul 3 sore, saat dimana dia biasa menunggu kepulangan tuannya. Namun hari-hari itu adalah saat dirinya tersiksa karena tuannya tidak kunjung tiba. Dan di suatu pagi, seorang petugas kebersihan stasiun tergopoh-gopoh melapor kepada pegawai keamanan. Sejenak kemudian suasana menjadi ramai. Pegawai itu menemukan tubuh seekor anjing yang sudah kaku meringkuk di pojokan ruang tunggu. Anjing itu sudah menjadi mayat. Hachiko sudah mati. Kesetiaannya kepada sang tuannya pun terbawa sampai mati.
Warga yang mendengar kematian Hachiko segera berduyun-duyun ke stasiun Shibuya. Mereka umumnya sudah tahu cerita tentang kesetiaan anjing itu. Mereka ingin menghormati untuk yang terakhir kalinya. Menghormati sebuah arti kesetiaan yang kadang justru langka terjadi pada manusia.
Selasa, 13 April 2010
Sabtu, 13 Maret 2010
Dicekik plastik
Sabtu pagi. Akhir pekan. Keramaian manusia di pusat perbelanjaan. Sungguh bukan pemandangan baru. Tapi saya baru tahu, mengantre di kasir supermarket di hari Sabtu pagi bisa menjadi pengalaman yang begitu miris dan mengiris.
Pagi itu saya belanja di Carrefour sendirian. Sambil menunggu pembelanja sebelum saya yang belanjaannya sampai dua troli, saya mengamati sesuatu. Lewat pengeras suara, beberapa kali terdengar imbauan untuk mengurangi sampah plastik, bahwa Bumi sedang mengalami pemanasan global, dan sudah tersedianya kantong belanja ramah lingkungan yang bisa dibeli dengan harga terjangkau (ada dua pilihan: dua ribu perak berbahan plastik daur ulang dan sepuluh ribu perak untuk yang berbahan polyethylene).
Lalu di dekat kasir, tertempel sebuah stiker yang bunyinya kira-kira begini: petugas kasir diharuskan untuk menawarkan isi ulang pulsa dan kantong belanja ramah lingkungan pada para pembeli. Saya memperhatikan kiri-kanan, termasuk pada saat giliran saya membayar tiba. Memang betul saya ditawari pulsa. Tapi tidak kantong belanja tadi.
Dan, berbarengan dengan pengumuman yang bergaung di seantero toko mengenai pemanasan global, saya mengamati bagaimana belanjaan demi belanjaan dimasukkan ke kantong-kantong kresek oleh tangan-tangan gesit yang sudah bergerak terampil bagai robot. Tak sampai penuh, bahkan kadang setengah pun tidak, mereka mengambili kantong plastik baru. Yang belanja pun tenang-tenang saja menyaksikan. Kenapa tidak? Berapa pun kantong plastik yang dipakai, itu sepenuhnya terserah pihak supermarket. Gratisan pula.
Sambil mengamati gerakan tangan gesit petugas, dalam hati saya bertanya: haruskah seboros itu? Barangkali memang kebijakan dari toko yang mengharuskan berbagai jenis barang untuk tidak digabung dalam satu kantong. Tapi kenyataannya, kantong-kantong plastik setengah penuh itu hanya berfungsi sebagai alat angkut dari kasir menuju troli, lalu dari troli menuju bagasi mobil, lalu dari mobil menuju rumah. Kalaupun beberapa barang beda kategori tersebut harus digabung, asal tidak terkocok-kocok di mesin pengaduk semen, seriously, what harm can possibly be done with those stuffs?
Saat saya harus maju, memang saya terlihat lebih repot dari yang lain. Saya mengeluarkan tiga kantong yang saya bawa dari rumah, lalu mengisinya sendiri. Bukan apa-apa. Kadang-kadang akibat pelatihan yang mengharuskan para petugas supermarket untuk memilah-milah barang membuat mereka seringkali tampak canggung dan melambat ketika harus menggabungkan santan kotak dengan kapas, atau piring dengan brokoli, atau pasta gigi dengan selai. Sementara bagi saya itu bukan masalah. Tiga kantong yang saya bawa dari rumah tampak gendut dan sesak. Beberapa barang besar seperti beras dan deterjen tiga kiloan saya biarkan di troli tanpa plastik.
Melajulah troli saya yang jadinya tampak aneh di tengah troli-troli lain yang didominasi tumpukan kresek putih. Rata-rata orang keluar dari sana membawa 4-6 kantong kresek. Belum termasuk plastik-plastik yang membungkusi buah dan sayur. Jika semua ini direkam dalam video, lalu satu demi satu gambar dihilangkan dan dibiarkan gambar plastiknya saja, niscaya kita akan melihat buntelan-buntelan putih licin yang mengalir bagai sungai dari supermarket menuju parkiran.
Superindo punya kebijakan yang selangkah lebih mending. Jika belanjaan kita cukup banyak maka petugas di kasir akan menawarkan pemakaian dus. Dan sudah ada dus-dus yang disediakan dalam jangkauan, hingga tak perlu tunggu lama untuk cari-cari ke gudang. Beberapa kali saya mengantre di kasir Superindo, saya menemukan banyak pembeli yang menolak pakai kardus meski belanjaan mereka banyak. Entah apa alasannya. Mungkin menurut mereka kurang praktis. Atau tidak terbiasa. Seperti Carrefour, Superindo juga menjual green bag, kantong belanja yang bisa dipakai berkali-kali. Green bag tersebut pun bisa didapat dengan gratis. Caranya? Mengumpulkan 70 stiker. Satu stiker didapat dengan belanja 10 ribu, dan stiker berikutnya di kelipatan 50 ribu. Jadi belanjalah dulu 10 ribu sebanyak 70 kali, atau belanja 3,5 juta untuk mendapatkan tas itu secara cuma-cuma. Wow.
Kasir di Ranch Market selalu bertanya pada pembeli: "Apakah struknya perlu dicetak?" dan ketika kita menjawab 'tidak' (karena seringnya memang tidak dilihat lagi juga), maka dia tidak akan mencetakkan struk yang berarti penghematan kertas. Sedang dilaksanakan pula kegiatan adopsi pohon dengan biaya 95 ribu, di mana kita akan mendapatkan satu kantong belanja bahan kain goni yang ukurannya cukup besar dan satu pohon akan ditanam atas nama kita di Gunung Rinjani. 'Saudara'-nya Ranch Market, yakni Farmer's Market, secara rutin mengadakan hari "Belanja Tanpa Kantong Plastik", di mana setiap Selasa minggu ke-2 Farmer's tidak menyediakan kantong plastik sama sekali. Sama seperti Carrefour dan Superindo, jaringan ini juga menjual green bag dari bahan kain seharga 10 ribu-an.
Memang, dibandingkan beberapa tahun yang lalu, inisiatif dari pihak supermarket/hipermarket sudah jauh lebih baik dan kreatif. Namun, apakah tidak bisa kita bergerak lebih cepat, lebih tajam, dan lebih langsung? Dan, mungkinkah perspektif yang digunakan pun sebetulnya terbalik? Jika benar-benar ingin mengurangi sampah plastik, kenapa justru pembeli yang tidak ingin menggunakan kantong kresek malah menjadi pihak yang harus mengeluarkan biaya ekstra dan tidak mendapat insentif apa pun? Sementara yang pakai kantong kresek tetap melenggang kangkung tanpa sanksi apa-apa? Tidakkah ini jadi mengimplikasikan bahwa gerakan go-green itu 'lebih mahal' dan 'repot', sementara yang sebaliknya justru 'gratis' dan 'praktis'? Di mata saya, penjualan kantong-kantong ramah lingkungan tersebut pun, selama masih menggunakan bahan baku baru dan bukan hasil daur ulang, akhirnya cuma jadi komoditas biasa. Seperti halnya jualan sabun atau sayur. Sementara yang paling penting adalah BERHENTI memproduksi barang baru dan menggunakan ulang apa yang ada. Yang paling penting bukanlah mencetak tulisan "Selamatkan Bumi" di selembar kain kanvas atau di kain polyethylene lalu menjudulinya tas ramah lingkungan, melainkan membuat kebijakan yang benar-benar realistis dan berpihak pada lingkungan.
Dari data yang saya baca, di jaringan Superindo sendiri, penggunaan kantong kresek bisa mencapai 300.000 lembar per hari. 700 ton sampah plastik diproduksi hanya oleh Jakarta saja. Dan menurut Kementrian Lingkungan Hidup, komposisi sampah plastik di kota-kota besar seperti Surabaya dan Bandung meningkat sejak tahun 2000 dari 50% ke 70%. Kita benar-benar sudah dicekik plastik.
Pikiran saya terus berandai-andai: jika memang pemerintah tidak berbuat sesuatu untuk menekan produksi dan penggunaan kantong plastik, dan andai saya adalah pengambil keputusan di rantai supermarket tadi, maka saya akan menetapkan harga 2000-5000 rupiah untuk satu kantong kresek, yang barangkali akan lebih efektif untuk 'memaksa' orang membawa kantong sendiri ketimbang menjual kantong ramah lingkungan seharga 10 ribu. Dana dari 'sanksi' kantong kresek tersebut lalu disalurkan untuk kegiatan penghijauan dan aktivitas lingkungan hidup lainnya. Di sebagian negara di Eropa, ternyata pengenaan biaya pada kantong belanja telah berhasil menurunkan sampah kantong plastik hingga 90%.
Saya cukup salut dengan keberanian Makro. Barangkali cuma di Makro berlaku peraturan tegas di mana konsumen harus mengeluarkan uang 2000 rupiah untuk setiap kantong belanja. Setiap pembeli yang pergi ke sana mau tak mau harus siap mental untuk membawa kantong belanja sendiri atau berebut dus-dus kosong yang memang disiapkan di sana. Kebijakan seperti itu dapat dimaklumi karena Makro memang menjual barang-barang berukuran dan berkuantitas besar, jadi alasannya tidak melulu lingkungan. Namun bukannya tidak mungkin jaringan supermarket dan hipermarket lainnya mengikuti jejak Makro dengan mengusung alasan lingkungan, sebagaimana yang digaungkan lewat pengeras suaranya.
Saya keluar dari aliran sungai plastik tadi menuju mobil. Hati masih miris dan teriris. Sesekali bertanya, apakah khayalan saya ketinggian? Apakah realistis jika berharap pihak produsenlah yang berani muncul dengan kebijakan tegas, sementara para konsumennya sendiri tidak mau belajar mengedukasi dan melatih dirinya? Namun, sampai kapan kita bertahan di balik sekat-sekat kaku yang memisahkan pembeli dan penjual, pemerintah dan masyarakat? Sementara belitan plastik yang mencekik tanah dan air Indonesia sudah terlihat jelas di depan mata.
Langganan:
Postingan (Atom)