Kamis, 11 Maret 2010

PELO


Ada sepasang kekasih yang baru saja jadian. Sang cowok tinggi tampan dan si cewek pun cantik jelita. Benar-benar pasangan yang sangat cocok dan serasi. Pada first date, mereka makan di salah satu depot / restaurant. Tiba giliran untuk order menu, si cowok order menu nasi goreng. Dasar si cowok adalah orang yang pelat (cadel), beginilah ucapan si cowok, “Mas, pesan nasi goyeng satu”.
Mengetahui hal tersebut, si cewek langsung saja merasa illfill dan meminta putus karena malu punya cowok yang cadel seperti itu. Sang cowok pun meminta agar hubtungan itu jangan sampai putus dan berjanji akan bisa memperbaiki cadelnya. Maka sang cowok pun berlatih keras untuk bisa mengucapkan kata nasi goreng dengan vokal R yang tepat. Sangat sulit, hingga akhirnya dia pun berhasil mengucapkan nasi goreng dengan benar.
Lalu tibalah hari kedua kencan mereka dan si cowok lagi-lagi memesan nasi goreng. Tapi kali ini, si cowok berhasil mengeja dengan benar kata-kata nasi goreng tersebut. Tentu saja si cewek pun senang melihat cowok pujaannya sudah tidak cadel lagi. Lalu pada saat memesan minuman, si cowok memesan minuman dengan kata-kata seperti ini, “Mas, pesan es Jeyuk satu”. Glodak, ternyata yang dimaksud adalah memesan minuman Es Jeruk. Rupanya si cowok cuma bisa menghilangkan cadel pada saat menyebut nasi goreng saja.
Sebuah kisah yang menarik dan dari sana kita bisa belajar satu hal bahwa jika ingin memperbaiki sesuatu, perbaikilah semua aspek yang berkaitan. Misal, kita adalah seorang yang tidak sehat, ingin menjadi seorang yang hidup sehat. Maka lakukanlah semua aktifitas yang menyehatkan, seperti jauhi rokok, obat-obatan dan olahragalah yang teratur. Jangan hanya melakukan satu atau dua point dan melupakan point yang lain.

the power of NINE !


As you think of the number nine, you may as many others do, only think that it is the number after eight and before ten. But, if you are like me, when you think of the number 9 you think of the truth that it holds in its essence. Not solely as a number but as a concept.
No matter how the number is multiplied it always finds a way back to itself. What? You may be asking. Multiply the number by any number and the answer can always be added back down to 9. For example: 9x3=27, 2+7=9 or how about 9x345=3105, 3+1+0+5=9. No matter how it growes 9 always holds true, to its roots, to its essence . . . to itself.
As a person who is always striving for personal development, I look to the number 9 as a reminder. No matter where I go and how I grow, I strive to, like the number 9, hold true to my roots and the truth behind my intentions (my essence). I hold true to myself.
So, on this ninth day, of the ninth month, of the ninth year of this millennium I encourage you to get in touch with yourself. Take a moment to meditate on who you are at your core. The rewards will be far greater then you can imagine.
I promise.

Kenang Apa Isin Ngomong Banyumasan?


Gara-gara TV, basa banyumasan koh dadi kaya bahasane wong ndesa, ketinggalan jaman karo ngisin-isini. Ning tambah gede aku dadi ngerti nek urip pancen kaya kuwe. Diawali sekang pelawak sing nganggo basa banyumasan nggo bahan lawakan, jelas gampang banget wong ora butuh materi sing angel-angel nggo ndagel, cukup ngomong nganggo dialek banyumasan terus kabeh se indonesia pada ngguyu.

Pancen ana pelawak sing njajal nganggo dialek seliyane banyumasan nggo dasar lawakane.
Misale batak, manado, ambon tapi langka sing bisa ngalahna kekuwatan dialek banyumasan nggo bahan lawakan.

Sing ora disadari ya generasi enom dadi pada isin ngomong nganggo basa banyumasan. Nek ora percaya jajal rika tiliki baen neng kene. mangkane angger aku bali neng banyumas aku sering kaget cah-cah enom sing dandanane kaya artis-artis (ning kuwalitas murahan) trus angger ngomong nganggo “gue-elu” padahal saben ndinane palingan ya mangan sega karo tempe…

Bangsane dewek pancen rasis, selama dewek tetep nganggep lucu wong sing beda sekang dewek. Tapi apa pancen kaya kuwe lumrahe menungsa ya?

Alah Embuh! Entut Mburut!!! Priwe Jajal?

Opini: Risiko Nyata Dunia Maya

Dimuat di Majalah InfoKomputer, edisi Februari 2010
Diawal Maret 2008, tersebar berita melalui email mengenai kejadian yang menimpa seorang nasabah sebuah bank besar, lengkap dengan kronologis dan nomer laporan ke Polda Metro Jaya. Saldo sebesar Rp.94.025.000,- tanggal 08 Februari 2008, menjadi Rp.24.332,- dalam tempo 4 hari karena dirampok oleh seseorang melalui mesin ATM.
Kasus tersebut hanya sebuah contoh diantara begitu banyak kasus serupa yang diungkapkan para nasabah melalui berbagai media, seperti Kontak Pembaca di harian Kompas. Namun, para wartawan media massa yang biasanya gencar memberitakan perampokan fisik seolah-olah tenang-tenang saja saat banyak kasus perampokan maya terjadi didalam sistem perbankan.
Komputer, telepon selular, Internet dan berbagai produk teknologi informasi lainnya membentuk dunia maya, terkadang juga disebut dunia digital. Disadari atau tidak disadari, suka atau tidak suka, saat ini tidak ada lagi aspek dalam kehidupan kita yang tidak bersentuhan dengan dunia maya hingga ke tengah hutan sekalipun. Tidak banyak pihak yang menyadari bahwa hanya dunianya saja yang maya, namun bahaya yang dihadapi jauh lebih berbahaya karena tidak ada aktifitas yang kasat mata.
Simon Bruce ditahan Kepolisian Inggris selama beberapa bulan dengan tuduhan paedofilia. Dia kehilangan pekerjaan dengan gaji sebesar hampir 170 juta rupiah per bulan, dikucilkan masyarakat dan keluarga. Akhirnya, dia dibebaskan setelah berhasil membuktikan bahwa kartu kredit miliknya digunakan untuk belanja foto-foto pornografi anak oleh orang lain dengan alamat IP yang berlokasi di Jakarta.
Oprah Winfrey juga pernah membahas kasus kehancuran hidup seorang anak cerdas, energik sekaligus ketua organisasi murid di sekolahnya akibat pemerkosaan maya yang berlangsung dikamar tidur si anak yang dilakukan pelaku melalui Internet. Setelah menjadi akrab melalui online chatting dan dipercaya oleh korbannya, perlahan tapi pasti pelaku berhasil membujuk korban untuk melakukan telanjang didepan webcam. Sejak saat itu, korban diancam rekaman video tersebut akan disebarluaskan jika dia tidak bersedia menuruti perintah pelaku melakukan aktifitas seksual jarak jauh melalui sarana multi media..
Revolusi yang terjadi pada dunia maya juga menimbulkan berbagai jenis ancaman baru. Diakhir tahun 90-an, dibutuhkan waktu yang lama dan pengetahuan informasi yang tinggi akan teknologi untuk melakukan serangan terhadap jaringan komputer. Saat ini, untuk menyerang suatu jaringan ataupun mengambil alih komputer milik pihak lain merupakan hal yang mudah. Yang dibutuhkan hanya koneksi Internet, mengunduh piranti lunak, membaca petunjuk singkat, beberapa kali klik pada mouse kemudian digabungkan dengan tehnik social engineering dimana yang diserang (ditipu, diancam, diperdaya) adalah si pemakai komputer.
Tidak hanya perorangan yang harus menanggung risiko, banyak perusahaan mengalami kerugian luar biasa di dunia maya. Kerugian Citibank sebesar hampir 20 miliar rupiah akibat pembobolan jaringan ATM tidak seberapa dibandingkan dengan dana 1 triliun lebih yang harus disisihkan oleh jaringan retailer global, TJX, sebagai akibat dari bobolnya jaringan wireless.
Risiko dunia maya juga mengangkasa. Laporan audit keamanan dari Federal Aviation Administration (FAA) mengungkapkan rancangan jaringan Internet broadband di pesawat Boeing terbaru 787 Dreamliner bagi para penumpang ternyata dapat digunakan untuk menguasai sistem kontrol pesawat terbang tersebut. Bahkan pada Agustus 2008, NASA mengkonfirmasikan laptop International Space Station di bulan terinfeksi malware (malicious software / piranti lunak jahat). Masih beruntung malware tersebut tidak menyebar ke sistem komputer yang mengatur operasi stasiun luar angkasa. Tidak hanya mengangkasa, malware-pun menyelam kedasar lautan dibawa oleh kapal selam angkatan laut kerajaan Ingris yang terinfeksi worm Conficker.
Di Indonesia, belum ada aturan yang memaksa pelaku usaha memberitahukan secara tertulis kepada pelanggan jika terjadi masalah keamanan yang melibatkan data-data pelanggan, sehingga sangat sedikit kejadian yang benar-benar diketahui publik. Beberapa tahun lalu sebuah perusahaan keuangan harus menanggung kerugian yang tidak sedikit karena server yang digunakan untuk transaksi online di Internet diangkut pihak kepolisian selama beberapa hari untuk keperluan forensik karena server tersebut dicurigai digunakan untuk menyerang situs web milik institusi lain. Juga terdapat hal menarik dalam iklan satu halaman penuh di harian Kompas beberapa waktu lalu. Iklan dari pihak lawan sengketa saham Adaro Energy mengungkapkan bahwa terdapat email-email antara Adaro dengan Deutsche Bank yang menjadi bukti dipengadilan Singapura bahwa terdapat usaha menghilangkan bukti-bukti transaksi keuangan.
Ada dua hal yang harusnya mendapat perhatian serius di Indonesia. Pertama adalah cukup banyak nasabah perbankan yang uangnya raib karena berbagai kelemahan pada penerapan teknologi informasi perbankan. Kedua adalah pencurian uang oleh sebagian content provider nakal melalui pengiriman SMS premium. Modus “penyedotan” pulsa dimana pelanggan harus membayar saat menerima SMS berisi informasi yang tidak diinginkan. Tidak ada pihak yang dapat menjamin dan membuktikan bahwa hanya pelanggan yang benar-benar mendaftarkan nomer ponsel yang menerima SMS premium. Para pengguna ponsel tidak berdaya ketika uangnya dalam bentuk pulsa dicuri Rp.1000,- hingga Rp.2000,-. Terdapat sekian puluh juta pemakai ponsel di Indonesia. Seandainya seorang pelanggan ponsel menerima paling tidak satu SMS penyedot pulsa setiap minggunya, maka total nilai pencurian pulsa pelanggan mencapai paling tidak puluhan miliar tiap bulannya.
Kesadaran akan berbagai risiko dan kepedulian kita semua merupakan jawaban agar tetap aman di dunia maya. Teknologi keamanan merupakan alat bantu yang memiliki banyak keterbatasan. Nyaris tidak ada perusahaan yang dapat bertahan hidup tanpa bersentuhan dengan dunia maya. Orang-tuapun tidak mungkin mencegah anaknya berhubungan dengan Internet karena suatu saat tidak ada murid yang dapat mengerjakan tugas sekolah tanpa mengakses Internet. Internet merupakan sumber daya tanpa batas yang harus dimanfaatkan secara positif sehingga akan memberi manfaat yang juga luar biasa. Namun hanya mereka yang benar-benar sadar dan peduli akan keamanan dunia maya yang dapat menikmatinya dengan mengurangi efek negatif yang ditimbulkan.
Dengan adanya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), diharapkan sebanyak mungkin orang sadar bahwa siapapun termasuk anak-anak memiliki risiko hukum jika tidak berhati-hati menggunakan teknologi informasi yang dimilikinya. Sebagai contoh, jika ponsel dipinjam oleh seseorang dan digunakan untuk mengirim SMS ancaman bom, maka pemilik bertanggung-jawab secara hukum. Selalu waspada menjadi kunci untuk dapat hidup nyaman di dunia maya.

KISAH PENEBANG POHON


“Kan Shu De Gu Shi”
Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, sehingga si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.
Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon.
Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, “Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu.”
Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan. “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku. Bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?” pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi.
Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, “Kapan terakhir kamu mengasah kapak?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu. Saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga,” kata si penebang.
“Nah, di sinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apa pun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang majikan.
Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.
“Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De Lu”
Istirahat bukan berarti berhenti.
”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu”
Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru!